BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Lingkungan
dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat,
perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun
bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun
perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat
kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang
dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar
organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan
global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas negara
diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain
telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu
adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan
yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya
manajemen strategi. Menopang manajemen strategis tergantung pada manajer mendapat
pengertian mengenai pesaing, pasar, harga, pemasok, distributor, pemerintah,
kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh dunia. Harga dan mutu dari
produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh dunia, bukan hanya
di pasar lokal.
Persaingan yang
memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar (standar
dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa)
yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu, peningkatan daya saing
organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang
dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang
ting-gi dan pelayanan yang baik.
Manajemen
strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang
bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakanya, yang
dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu
organisasi, untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengertian manajemen strategi
menurut Hadar Nawawi (2005;148-149), adalah perencanaan berskala besar (disebut
perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh
(disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan
yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi berinteraksi
secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan
operasional untuk menghasilkan barang dan / atau jasa serta pelayanan) yang
berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut
tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.
Komponen
pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari
visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua
adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya sasaran dan tujuan
operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi
serta umpan balik.
Analisis
lingkungan adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang
bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan tantangan
(threads) yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah mengantisipasi lingkungan
organisasi sehingga dapat berreaksi secara cepat dan tepat untuk mensukseskan
organisasi. Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan
perencanan-perencanaan strategi untuk memantau lingkungan dalam menentukan
peluang atau ancaman.
Alfred Chandler
mengatakan bahwa strategi adalah suatu penentuan sasaran dan tujuan dasar
jangka panjang dari suatu organisasi (perusahaan) serta pengadopsian
seperangkat tindakan serta alokasi sumber-sumber yang perlu untuk mencapai
sasaran-sasaran tersebut. Dalam kajiannya tentang strategi, Henry Mintzberg
mencatat bahwa setidaknya strategi tidak sekedar memiliki dua elemen definisi,
yaitu sebagai perencanaan (plan) dan pola (pattern). Lebih dalam lagi, ia
mengungkapkan bahwa definisi strategi telah berkembang dengan tiga ‘P’ baru,
yaitu posisi (position), perspektif (perspective), dan penerapan (poly).
B.
RUMUSAN MASALAH
Dalam rangka
untuk mempertajam telaah makalah ini, penyusun mengambil suatu permasalahan
mendasar, yaitu : bagaimana manajemen strategi dapat diterapkan dan di
implementasikan didalam suatu perusahaan atau organisasi sehingga keputusan
manajerial dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka
panjang organisasi atau perusahaan tersebut.
C.
TUJUAN
PENULISAN MAKALAH
Makalah ini
bertujuan untuk memberikan gambaran singkat tentang proses perencanaan
manajemen strategi dilingkungan organisasi dan perusahaan serta, memberikan
gambaran dikalangan mahasiswa tentang Manajemen Strategi yang merupakan
keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja
jangka panjang organisasi, yang meliputi analisa lingkungan internal dan
eksternal, disertai perumusan visi dan misi serta tujuan organisasi guna
menghadapi lingkungan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Strategik
Sebelum
melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh peran manajemen stratejik dalam
pengembangan organisasi, kita akan menyimak dulu pengertian dari manajemen
stratejik itu sendiri, berikut beberapa ahli yang memberikan gambaran atau
teori tentang manajemen stratejik itu sendiri.
· Barney, 1997:27
Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses
pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola
alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat
mempertahankan kinerjanya.
· Grant, 1995:10
Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai
penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi
menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan
pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan
keunggulan bersaing.
· Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin
banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam
perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas
diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin
kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya
ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal
ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata
· David 2002:5
Seni dan pengetahuan untuk merumsukan, mengimplementasikan and mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.
· Hunger dan Wheelen 2003:4
Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen
strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis di katakan efektif
apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,
kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk
kami. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan,
yaitu:
1. Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
a. Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka
panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan
kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan
strategi yang sesuai untuk diadopsi.
b. Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan,
kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya
agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
c. Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh
hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja
individu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika
diperlukan.
2. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-aspek
pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi, operasional/produksi
dari sebuah organisasi.
Strategik
selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila proses manajemen yang
dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut
maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik.
B.
PERAN MANAJEMEN
STRATEJIK
Untuk meraih
segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau
perusahaan maka penerapan manajemen stratejik justru sangat dibutuhkan guna apa
yang diinginkan bersama dapat kit capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen
stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap unit atau
bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebaik mungkin. Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini,
dimana setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna
mendapatkan keuntunga yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan
taktik yang tepat sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat
dijalankan seefektif dan seefisen mungkin.
Persaingan yang
memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar (standar
dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa)
yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu, peningkatan daya saing organisasi
bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas,
kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai. Hal
tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan
pelayanan yang baik.
Esensi
Manajemen Strategik dalam pengembangan daya saing organisasi, baik bersifat
nirlaba maupun ber-orientasi laba dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :
1.
Pertumbuhan dan Keberlanjutan
Hal ini
dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya
berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut
di-dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan sinergi
perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan, pertumbuhan,
kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap dan naik kembali)
ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan radikal dari nilai-nilai
keinginan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam kondisi yang mengandung
ketidak-pastian dan penuh risiko.
2.
Berpikir Strategik
Hal ini
dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu, kini dan esok),
proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran) dalam
mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada pemetaan
kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya seperti SDA, SDM dan SDB)
dengan secara komprehensif memperhati-kan faktor-faktor makro seperti politik,
ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi
dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir
strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam mengelola
perubahan menurut peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan fase-fase
berikut : pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit
kerja dan status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya didukung oleh
konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup produk dan SWOT),
modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif
(PRECOM) yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an dimensinya
(2-5) atau tema tertentunya.
3.
Manajemen Strategik
Manajemen
Strategik dalam implementasinya diten-tukan oleh tahapan identifikasi
lingkungan (internal dan eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi,
pemantauan dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan
yang terdiri dari analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber
daya, kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang
dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi)
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas maupun
spesifik, seperti:
a. Masuknya pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan
modal, biaya peralih-an pemasok, akses ke saluran distribusi, kebijakan
pemerintah dan lainnya;
b. Ancaman produk peng-ganti (biaya/harga);
c. Kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan);
d. Kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan);
e. Persaingan konvensional diantara pesaing (posisi dan ketergantungan).
Dalam proses
manajemen strategik diperlukan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan
penetapan visi (jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan
(target/standar) sebagai jawaban terhadap pencanangan strategi yang telah
disusun menurut tingkatannya (korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan
pada muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses
pengambilan keputusan organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal ini, struktur
organisasi dengan berbagai bentuknya (sederhana, fungsional, divisional,
matriks, unit bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan dari
kebijakan yang dibuat.
C.
Manfaat
Manajemen Stratejik
Dengan
menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan
dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau
berpikir secara strategik.
Pemecahan
masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang
dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu
hasil yang menguntungkan.
Ada bebarapa
manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik,
yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan
yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah di masa datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi
8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
D.
LANGKAH DALAM
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Langkah Pertama
manajemen perlu secara detail mengindentifikasi aktifitas yang perlu dikerjakan
baik langsung maupun tidak langsung sejak disusunnya proposal kegiatan (TOR),
pengujian dan penilaian, proses perencana-an program dan kegiatan,
implementasi, pengendalian dan pe-ngawasan.
Langkah Kedua
yang perlu dilakukan untuk menganalisis profil/postur organisasi adalah mencari
keterkaitan (lingkage) dari berbagai aktifitas rantai kegiatan tersebut, baik
antar aktifitas pokok (fungsi utama) dan aktifitas penunjang (fungsi pelayanan). Langkah Ketiga yaitu mencoba mencari sinergi potensial yang mungkin dapat
ditemukan diantara output yang dihasilkan oleh setiap aktifitas yang dimiliki
oleh organisasi.
E.
TAHAP-TAHAP DALAM
MANAJEMEN STRATEGIS
Manajemen
strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain
perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan
strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan
internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif
dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi
termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus
dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi
atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan
melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari
pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat
suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama
periode waktu tertentu. Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang.
Apapun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai
fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi
strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi
dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga
strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk
mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang
efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan
prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan
manajemen strategis. Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer
untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Evaluasi strategi
adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat
perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi
strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu
berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah
a. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
yang sekarang,
b. Mengukur prestasi,
c. Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan
evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar,
korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
Proses
manajemen strategis dapat diuraikan sebagai pendekatan yang obyektif, logis,
sistematis untuk membuat keputusan besar dalam suatu organisasi. Proses ini
berusaha untuk mengorganisasikan informasi kualitatif dan kuantitatif dengan
cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi yang tidak
menentu. Berdasarkan pada pengalaman, penilaian, dan perasaan, intuisi penting
untuk membuat keputusan strategis yang baik. Intuisi terutama bermamfaat untuk
membuat keputusan dalam situasi yang amat tidak menentu atau sedikit preseden.
Proses manajemen strategis didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi
seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan
eksternal sehingga melaukan perubahan tepat waktu. Teknologi informasi dan
globalisasi adalah perubahan eksternal yang mengubah bisnis dan masyarakat
dewasa ini. Arus informasi yang cepat menghilangkan batas negara sehingga orang
dari seluruh dunia dapat melihat sendiri bagaimana cara hidup orang lain. Dunia
menjadi tanpa perbatasan dengan warga Negara global, pesaing global, pelanggan
global, pemasok global, dan distributor global.
Keperluan untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan menjadikan organisasi mengajukan pertanyaan kunci manajemen
strategis seperti : ”Jenis bisnis apa yang harus kita lakukan? Apakah kita berada di bidang yang tepat? Apakah kita harus
mengubah bentuk bisnis
kita? Pesaing baru mana yang masuk dalam industri kita? Strategi apa yang harus
kita lakukan? Bagaimana perubahan pelanggan kita? Apakah teknologi baru yang sedang dikembangkan dapat membuat kita keluar dari bisnis.
Pengertian yang
cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu
sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang
sama pula. Komponen pertama adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya
yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang komponen kedua
adalah Pelaksanaan Operasional dengan unsur-unsurnya adalah sasaran atau Tujuan
Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi
serta umpan balik.
Model proses manajemen strategi
meliputi tiga tahap :
1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan
tujuan,
2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam
tindakan-tindakan.
3. Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi
strategi dapat mencapai tujuan.
F.
VISI,MISI, DAN
TUJUAN
Setiap
organisasi mempunyai tujuan dan alasan yang unik untuk keberadaannya. Keunikan
ini harus dicerminkan dalam visi dan misi. Pernyataan visi yang baik
mengungkapkan pelanggan, produk atau jassa, teknologi, pasar, pemikiran untuk
bertahan hidup (pertumbuhan dan keuntungan), pemikiran untuk karyawan, pemikiran untuk citra publik/masyarakat, dan perusahaan. Terdapat delapan
karakteristik dasar yang berfungsi sebagai kerangka kerja praktis untuk
mengevaluasi dan menuliskan pernyataan misi. Ada 4 Proses perumusan Visi yaitu
:
a)
Tentukan
rentang waktu dan lingkup analisis secara tepat.
b)
Identifikasi
trend sosial, ekonomi, politik, dan teknologi yang akan mempengaruhi masa depan
c)
Identifikasi
kondisi persaingan
d)
Evaluasi sumber
daya dan kapabilitas internal.
Adapun MISI yang ingin dicapai
oleh suatu Perusahaan / Organisasi yakni ;
1. Publik atau pengguna jasa yang hendak dilayani
2. Jasa utama yang ditawarkan
3. Wilayah geografis yang dilayani
4. Komitmen organisasi terhadap pilihan teknologi
5. Komitmen organisasi terhadap alternative tujuan
6. Elemen kunci dalam filosofi organisasi
7. Konsep kedirian dan citra organisasi
G.
ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO
Analisis
lingkungan eksternal merupakan aktivitas memonitor dan mengevaluasi lingkungan
eksternal dan internal organisasi kepada orang-orang penting yang ada dalam
perusahaan. Lingkungan eksternal dibedakan atas lingkungan makro dan lingkungan
industri. Untuk lingkungan tersebut menggunakan metode SWOT (Strength and
weaknesses lingkungan internal, Opportunities and Threats untuk analisa
lingkungan eksternal).
Lingkungan
makro merupakan lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi
keputusan-keputusan strategi perusahaan dalam jangka panjang. Secara umum
lingkungan makro dikategorikan menjadi empat, yaitu :
1. Ekonomi
2. Teknologi
3. Politik dan budaya
4. Sosial budaya
H.
ANALISIS
LINGKUNGAN INTERNAL
Dalam proses
perumusan strategi sebuah perusahaan perlu melakukan identifikasi dan evaluasi
atas lingkungan bisnis perusahaan. Hasil dari identifikasi dan evaluasi
tersebut diharapkan perusahaan dapat mengetahui profil keunggulan strategi
perusahaan yang dimiliki. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat
mengantisipasi peluang bisnis dan menyikapi ancaman bisnis yang ada dengan
cepat.
I.
ANALISIS SWOT
Analisis SWOT
merupakan alat yang membantu manajer menentukan dan mengembangkan strategi yang
tepat dalam menghadapi persaingan. Namun yang perlu diperhatikan bahwa tujuan
dalam menentukan strategi yang digunakan dari hasil SWOT adalah pada dasarnya
menghasilkan strategi alternative yang layak, bukan untuk menetapkan strategi
yang terbaik. Sehingga seorang manajer dapat menilai bahwa tidak semua strategi
dalam SWOT dipilih untuk dikembangkan antara lain :
1.
Strategi Integrasi Vertikal
Strategi
integrasi vertical merupakan strategi yang menghendaki perusahaan melakukan
penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok dan atau para pesaing baik
melalui merjer, aukuisisi, atau membuat perusahaan sendiri. Strategi intergrasi
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.
Integrasi ke
depan merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali
atas distributor atau pengecer.
2.
Integrasi
kebelakang merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan
kendali atas perusahaan pemasok
3.
Integrasi
horizontal merupakan strategi untuk mengendalikan para pesaing
Perusahaan tertarik melakukan
integrasi vertical didasarkan atas alasan :
1. Dapat menciptakan kenyamanan bagi pendatang baru.
2. Memberikan fasilitas investasi
3. Menjaga kualitas produk
4. Memperbaiki penjadualan.
Meskipun
mempunyai manfaat, strategi integrasi vertical juga memiliki kelemahan, yaitu ;
1.
Kelemahan dalam
hal biaya
2.
Teknologi
3. Adanya permintaan berfuluktuasi
2.
Strategi Diversifikasi
Strategi
diversifikasi merupakan pendekatan utama strategi pada level koroporasi.
Tingkat (level) strategi diversifikasi dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Tingkat diversifikasi rendah
2. Tingkat diversifikasi menengah
3. Tingkat diversifikasi tinggi.
Selain itu juga
dikenal dengan istilah diversifikasi related (diversfikasi konsentris) dan
diversifikasi unrelated (diversifikasi konglomerat dan diversifikasi
horizontal). Perusahaan mengimplementasikan strategi diversifikasi, dilandasi
alasan dan motif untuk mempertahankan keunggulan strategis, insentif dan sumber
daya, serta motif manajerial. Disamping itu juga didorong oleh lingkungan
internal (kinerja yang rendah, ketidakpastian aliran kas mendatang, dan semua
pengurangan resiko) dan lingkungan eksternal (peraturan pemerintah, ketentuan
pajak, atau aturan-aturan yang baru).
3.
Strategi Level Bisnis
Untuk dapat
mencapai keunggulan bersaing, perusahaan harus melakukan evaluasi lingkungan
ekternal, guna mengidentifikasikan peluang, ancaman, dan kemampuan sumber daya
internal untuk menentukan kompetensi inti dan strategi yang akan
diimplementasikannya, yang disebut dengan strategi level bisnis. Tipe strategi
pada level bisnis ini disebut dengan strategi generik, yang terdiri dari:
1. Cost Leadership (keunggulan biaya)
2. Differentiation (diferensiasi/perbedaan)
3. Focussed Low Cost (fokus pada biaya rendah)
4. Focused Differentiation (focus pada diferensiasi) strategi level
fungsional.
Penjabaran
strategi pada level fungsional memegang peranan yang sangat menentukan atas
berhasil tidaknya sasaran strategi bisnis yang telah ditetapkan, oleh karenanya
diperlukan suatu penjabaran aktivitas yang sedetail mungkin atas strategi
bisnis yang telah dicanangkan. Penjabaran tersebut selaian memudahkan kontrol
dari manajer juga memudahkan bagian pelaksana untuk mengimplementasikan. Pada
tingkat strategi fungsional yang cukup strategis adalah Fungsi produksi
dan operasi yang meliputi :
i.
Fasiltas dan
peralatan
ii.
Sumber bahan
baku
iii.
Perencanaan dan
pengendalian produksi
Fungsi pemasaran yang meliputi
i.
Produk
ii.
Harga
iii.
Distribusi
iv.
Promosi
Fungsi keuangan yang meliputi
i.
Kebutuhan modal
ii.
Alokasi modal
iii.
Manajemen
dividen dan modal
Fungsi sumber daya manusia yang meliputi
i.
Proses
rekrutrmen dan orientasi
ii.
Pengembangan
karir dan pelatihan
iii.
Kompensasi
evaluasi, disiplin dan pengendalian
Manajemen
strategi mempunyai beberapa dimensi atau bersifat multidimensional. Dimensi
dimaksud adalah :
1.
Dimensi waktu dan orientasi masa depan
Manajemen
strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu organisasi
berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif
terhadap kondisi masa depan yang diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa
depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan
diwujudkan 10 tahun atau lebih massa depan.
Visi dapat
diartikan sebagai ‘kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi
dimasa depan”. Sehubungan dengan hal diatas Lonnie Helgerson yang dikutip
Salusu menyatakan bahwa “ Visi adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu
organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dibuat
dibaca oleh setiap orang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang
mampu mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap orang. Untuk memasuki
masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh manajemen puncak (pucuk
pimpinan) organisasi”.
2.
Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi
internal adalah kondisi organisasi non profit pada saat sekarang, berupa
kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang harus diketahui secara tepat
untuk merumuskan renstra yang berjangka panjang. Analisis terhadap lingkungan
eksternal terdiri dari lingkungan operasional, lingkungan nasional dan
lingkungan global (internal), yang mencakup berbagai aspek atau kondisi,
seperti kondisi sosial politik,sosial ekonomi, sosial budaya, kependudukan,
kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, adat istiadat, agama dan
lain-lain.
3.
Dimensi Pendayagunaan Sumber-Sumber
Sumber daya
terdiri dari sumber daya material khususnya berupa sarana dan prasarana, sumber
daya finansial dalam bentuk alokasi dana untuk setiap program dan proyek,
sumber daya manusia, sumber daya teknologi dan sumber daya informasi.
4.
Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak
Manajemen
strategi yang dimulai dengan menyusun rencana strategi merupakan pengendalian
masa depan organisasi, agar eksistensi sesuai dengan visinya dapat diwujudkan,
baik pada organisasi yang bersifat privat maupun publik. Rencana strategi harus
mampu mengakomodasi seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada
eksistensinya dimasa depan merupakan wewenang dan tanggungjawab manajemen
puncak, karena seluruh kegiatan merealisasikannya merupakan tanggungjawabnya
sebagai pimpinan tertinggi, meskipun kegiatannya dilimpahkan pada organisasi
atau satuan unit kerja yang relevan.
5.
Dimensi Multi Bidang
Setiap
organisasi / perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah
ditentukan. Ini berarti organisasi (bisnis maupun publik) berusaha untuk
mengurangi kelemahannya, dan berusaha melakukan adaptasi dengan lingkungannya.
Kemudian pengertian ini menunjuk pula untuk mengurangi efek negative yang
ditimbulkan oleh ancaman-ancaman. Kemudian komponen pokok manajemen strategi
adalah :
a. Analisis lingkungan
b. Analisis profil
c. Strategi untuk mencapai tujuan organisasi (bisnis maupun publik) dengan memperhatikan
d. Misi
Dengan demikian
analisis lingkungan sangat penting dalam proses manajemen strategi, karena
manajemen startegi bukan untuk melihat peluang-peluang (reaktif terhadap
perubahan) tetapi penyusun manajemen strategi haruslah dilihat sebagai usaha
untuk mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan organisasi
(bisnis/publik) agar organisasi mampu bertahan (survive) menghadapi perubahan
lingkungan secara terus menerus.
Dengan
demikian, analisis lingkungan bisnis hanya berusaha mengumpulkan dan
menganalisis sejumlah variabel secara terbata (finite). Analisis lingkungan
bisnis hendaknya tidak sampai terjerumus untuk berusaha menganalisis sebanyak
mungkin variabel (infinite) lingkungan perlu dianalisis karena:
1) Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu
mengembangkan sistem pemecahan tujuan perusahaan/organisasi.
2) Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan
melakukan analisis lingkungan hasil yang akan diperoleh lebih efektif.
3) Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan terhadap
perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai organisasi dari lingkungan,
memudahkan untuk membuat perencanaan jangka panjang.
Analisis lingkungan dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :
1) Menganalis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap
lingkungan, yang dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang
sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
2)
Menganalisis
kecenderungan faktor dan masalah utama yang potensial yang akan datang.
3)
Mencoba
meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa akan datang terhadap
lingkungan.
Pada dasarnya
struktur lingkungan dapat dibagi atau dibedakan menjadi dua elemen utama, yaitu
:
1. Lingkungan eksternal (Makro)
2. Lingkungan internal (Mikro)
J.
PERENCANAAN
STRATEGIS
Kegiatan pokok
perencanaan strategis terdiri dari 4 (empat) elemen pokok:
1. Environmental scanning (Adaptasi terhadap lingkungan )
2. Strategi formulation (Formulasi Strategi)
3. Strategi implementation (pelaksanaan Strategi)
4. Evaluation dan control (Telaah dan Pengawasan)
Pilar strategi
dalam organisasi Pemda (Moore, 1995:71)
1. Secara mendasar bernilai (substantively valuable); Pemda harus menghasilkan
sesuatu yang bernilai bagi lembaga pengawas, pengguna jasa (klien), dan
masyarakat dengan biaya murah.
2. Absah dan secara politis dapat diterima (legitimate and politically
sustainable); Pemda harus bisa mendapatkan mandat maupun dana serta
bertanggungjawab terhadap institusi politik yang ada.
3. Secara operasional dan administrative dapat dilaksanakan (operationally and
administratively feasibel); kewenangan dan kegiatan yang direncanakan dapat
dilaksanakan dalam organisasi yang ada atau dengan bantuan pihak-pihak lain
yang membantu organisasi Pemda.
J.
IMPLEMENTASI
STRATEGI
Program;
aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis sebagai
penjabaran dari strategi. Anggaran; gambaran rinci tentang sumber dana yang
dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya.Prosedur; sering disebut SOP, sistem
dari langkah atau teknik yang berurutan tentang bagaimana suatu pekerjaan atau
tugas dikerjakan Standar Kinerja; ukuran target bersifat kuantitatif maupun
kualitatif dari program yang dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan atau
pencapaiannya.
Hubungan antar
tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan
taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk mendikte
tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang
tersedia, ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam
perencanaan manajemen strategi antara lain :
1.
Efektif dan efesiensi
Manajemen
strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang di inginkan.
Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi tidak statis
melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya
tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil
oleh pelaku dan sepenuhnya berada dibawah pengawasan pelaku. Kebalikan dari
strategi, taktik adalah internal dan kriteria yang digunakan bukanlah
keefektifan melainkan efesiensi
2.
Keputusan dan Emplementasi
Keputusan
manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi. Strategi
tergantung pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus
dapat mencapai tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi persaingan :
· Proses berfikir yang mendahului tindakan
· Pengetahuan mengenai jumlah merupkan kunci penting.
· Menejemen strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasi
yang lambat.
· Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan
· Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang.
· Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan
· Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya.
· Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
· Menajemen strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik.
3.
Pertumbuhan dan Struktur Organisasi
Tahap
implementasi strategi memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur
organisasi, karena keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang
penting untuk tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi
kala skala organisasi berkembang. Pertumbuhan yang terjadi bisa vertical dan
bisa juga horizontal. Pertumbuhan organisasi menghasilkan berbagai bentuk
struktur organisasi seperti stuktur fungsional, divisional geografis,
organisasi unit bisnis, organisasi matrik dan struktur organisasi horizontal.
Masing-masing struktur tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
4.
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Budaya organisasi
sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu
yang bekerja dalam suatu organisasi, yang diterima sebagai nilai-nilai yang
harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai-nilai
tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada
dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang
membedakan sebuah organisasi lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen
strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran. Untuk menentukan
mana yang terbaik tersebut akan tergantung dari kriteria yang digunakan.
Sedangkan taktik adalah pilihan-pilihan yang dimiliki dalam mengimplementasikan
sebuah strategi. Pilihan-pilihan manajemen strategi ini akan bekerja atau tidak
bekerja tergantung dari kriteria yang digunakan dan pilihan-pilihan tersebut
adalah yang berlangsung lama, tidak mudah diubah dan mencakup situasi yang
sangat terstruktur.
Tujuan
manajemen strategi pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin
dicapai dalam jangka panjang; seperti bertahan hidup, keamanan dan
memaksimalkan profit. Sasaran lebih nyata yaitu pencapaian hal-hal yang penting
untuk mencapai tujuan. Mencapai sasaran akan lebih mendekatkan pada tujuan. Sasaran
pada umumnya lebih spesifik dan harus dapat diukur dan biasanya mencakup
kerangka target dan waktu.
Manajemen
strategi juga merupakan himpunan keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan
manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang sesuatu organisasi. Manajemen
strategi sebagai bidang studi mencakup perhatian yang intergratif mengenai
kebijakan organisasi publik dengan penekanan yang lebih berat kepada lingkungan
dan strategi.
Disamping itu
pengertian manajemen strategi yang telah disebutkan terakhir dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu ;
1. Manajemen strategi diwujdukan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam
arti mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah organisasi yang dituangkan
dalam bentuk rencana strategis (Renstra) yang dijabarkan menjadi perencanaan
operasional, yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan
proyek tahunan.
2. Renstra berorientasi pada jangkauan masa depan.
3. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan
strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan
rencana strategi, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan manajeman
puncak secara tertulis semua acuan terdapat didalamnya.
4. Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi
program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka
sedang masing-masing juga sebagai keputusan manajemen puncak.
5. Penetapan Renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen puncak
karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi
organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka
sedang termasuk panjangnya.
6. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek
untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalaui fungsi-fungsi
manajeman lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan
kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Hadari Nawawi (2005); Manjemen Strategi, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta
Certo, Samuel C. & J. Paul Peter. STRATEGIC MANAJEMEN : Focus on
Procces. New York, McGrow-Hill, Inc. 1990.
Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen. Strategic Manajemen : Bisnis
Policy,
Entering 21’st Century Global Society. USA. Adison Wesley-Longman,Inc.
1998.
Muhammad, Suwarsono. Manajemen Strategik : Konsep dan Kasus. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2000.
Muhammad, Suwarsono. Manajemen Strategik : Konsep dan Kasus. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2000.
Rachbini, Didik J. Pembangunan Ekonomi & Sumber Daya Manusia. Jakarta.
Grasindo.2001.
Winardi. Pemikiran Sistemik Dalam BIdang Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2005.
Winardi. Pemikiran Sistemik Dalam BIdang Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2005.
Porter, M.E. (1991) Startegi Bersaing ; Teknik menganalisis Industri dan
pesaing, Cetakan Keempat, Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta Statistik
Indonesia, 1999
Pengelementasian Manajemen Startegi, www.google.co.id
Arti, Peluang
Dan Manfaat Manajemen Strategik Hartomo, Tommy, Kolonel Ir.
Saladi, Djaslim H.. (1999). Manajemen
Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Linda
Karya : Bandung.
Supriyono. (1985). Manajemen
Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis. BPFE : Yogyakarta.
Wahyudi S. Agustinus. (1996). Manajemen
Strategik. Binarupa Aksara : Medio.
Sumber: http://toyayans.blogspot.com/2012/02/penerapan-manajemen-strategi-dan.html
Sumber: http://toyayans.blogspot.com/2012/02/penerapan-manajemen-strategi-dan.html